Jelas orang seperti Semaun bukanlah
orang biasa, dia mulai aktif di Sarekat Islam pada usia 14 tahun dengan
pendidikan lulusan Sekolah Dasar (SD). Seorang jenius, anak seorang
tukang batu, yang tidak dapat mencapai pendidikan tinggi karena
kemiskinan.
Pada 1915 baru seorang Sneevliet yang melihat potensi dari seorang Semaun yang mengajaknya masuk dalam ISDV tepatnya pada usia beliau 15 tahun. Dalam waktu singkat Semaun menjadi pemimpin berpengaruh di ISDV yang masih merupakan organisasi politik gabungan antara orang Belanda dan pribumi. Semaun adalah anggota termuda dalam ISDV yang ahli dalam jurnalistik dan propaganda tulisan. Semaun juga seorang organisatoris yang handal. Beliau mencatat keberhasilan beberapa aksi mogok untuk memenuhi tuntutan pekerja seperti mogok tahun 1918 pada pekerja industri mebel dan mogok tahun 1920 pada pekerja industri cetak. Pada usia 17 tahun, Semaun sudah menjadi anggota dewan pimpinan Sarekat Islam, ISDV, juga menjadi organisator utama pemogokan di pulau Jawa.1
Pada 1915 baru seorang Sneevliet yang melihat potensi dari seorang Semaun yang mengajaknya masuk dalam ISDV tepatnya pada usia beliau 15 tahun. Dalam waktu singkat Semaun menjadi pemimpin berpengaruh di ISDV yang masih merupakan organisasi politik gabungan antara orang Belanda dan pribumi. Semaun adalah anggota termuda dalam ISDV yang ahli dalam jurnalistik dan propaganda tulisan. Semaun juga seorang organisatoris yang handal. Beliau mencatat keberhasilan beberapa aksi mogok untuk memenuhi tuntutan pekerja seperti mogok tahun 1918 pada pekerja industri mebel dan mogok tahun 1920 pada pekerja industri cetak. Pada usia 17 tahun, Semaun sudah menjadi anggota dewan pimpinan Sarekat Islam, ISDV, juga menjadi organisator utama pemogokan di pulau Jawa.1
Semaun dan generasi Angkatan Legenda
Komunis Indonesia berperan besar menetapkan nama Indonesia secara resmi
dalam gerakan politik, bahkan sebelum Sumpah Pemuda 1928. Partai Komunis
Hindia diubah menjadi Partai Komunis Indonesia. Beberapa tahun setelah
penggunaan istilah Indonesia oleh PKI yang didirikan Angkatan Legenda
Komunis Indonesia maka diselenggarakan kongres pemuda seluruh Nusantara
1928 yang terkenal dengan Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda lahir atas
perkembangan kondisi-kondisi materil pada masa itu mengacu pada
perkembangan perjuangan di Indonesia dan perubahan strategi politik
setelah kegagalan pemberontakan kepada Belanda tahun 1926 yang dipimpin
PKI.
Pendirian VSTP selain karena faktor
intern, yaitu kekecewaan terhadap SS Bond, juga karena faktor ekstern
yaitu Revolusi Proletariat di Rusia yang dipimpin Partai Bolshevik.
Pendirian serikat-serikat pekerja dengan panduan aksi berupa Marxisme
terbukti ampuh merangsang orang-orang Indonesia mendirikan
serikat-serikat pekerja. Semenjak meletusnya Revolusi Bolshevik di
Rusia, para pemimpin VSTP yang menggunakan Marxisme—terlepas dari aliran
seperti Baars, Bergsma, Darsono, Dahler—termasuk Semaun dan Sneevliet,
mendirikan ISDV (Indisch Sociaal-Democratische Vereeniging)
sebagai partai politik. Seiring waktu, termasuk juga dengan adanya
perkembangan taktik dan strategi dari Lenin-Trotsky, para pemimpin kiri
moderat memisahkan diri dan mendirikan ISDP (Indisch Sociaal-Democratische Partij).2 ISDV
akhirnya didominasi para pemimpin dengan panduan Marxisme-Leninisme.
Fenomena yang terjadi di Hindia Belanda juga terjadi di seluruh dunia
akibat tidak tercapainya keselarasan antara warisan International ke-2
dengan International ke-3. Semaun dan kawan-kawannya menamakan diri
secara resmi sebagai komunis sedangkan ISDP tetap kaum sosialis.
Kepergian Sneevliet atas pemberontakan
yang gagal pada tahun 1917 tidak lama setelah revolusi Bolshevik (Rusia
1917) menjadikan Semaun sepenuhnya memimpin pergerakan kaum sosialis
maupun komunis di Nusantara. Pemberontakan Sneevliet bertumpu pada
kekuatan Angkatan Laut Kerajaan Belanda di Surabaya. Kegagalan
pemberontakan ini mengakibatkan para prajurit Angkatan Laut dihukum
puluhan tahun penjara dan Sneevliet diusir dari Nusantara tahun 1918.
Sementara Semaun memimpin Nusantara, Sneevliet tetap aktif di Belanda.
Sneevliet mendirikan RSP (Revolutionair Socialistische Partij) dan berubah nama menjadi RSAP (Revolutionair Socialistische Arbeiders Partij) setelah bergabung dengan OSP. RSAP pada tahun 1933 tergabung pada International Communist League yang
mengacu pada Trotskyisme. Sneevliet sampai terakhir perjuangannya
menentang kebijakan Stalinisme, Sosialisme Demokrat, juga NAZI. Pada
tanggal 12 April 1942 Sneevliet dieksekusi Tentara Pendudukan NAZI
sambil menyanyikan lagu The Internasionale. 3
Pertentangan serikat-serikat
pekerja-PKI-SI dengan pemerintah kolonial Belanda menjadi terbuka pada
tahun 1920. Pada saat itu pemogokan besar terjadi di pabrik-pabrik gula.
Para pemilik pabrik meminta bantuan pemerintah Belanda. Pemerintah
Belanda langsung menerbitkan hukum larangan pemogokan. Pada tahun 1921
terjadi pemogokan pekerja pelabuhan Surabaya atas kondisi kerja yang
memprihatinkan. Pada tahun 1922 terjadi pemogokan pekerja rumah-rumah
pegadaian pemerintah. Pemogokan rumah pegadaian dijawab pemerintah
dengan memecat semua pegawai yang mogok. Tan Malaka dan Bergsma berperan
besar dalam mengorganisasi kampanye finansial guna mendukung seribu
lebih pemogok yang dipecat. Karena kegiatan Tan Malaka yang mementahkan
strategipemerintah Belanda maka Tan Malaka ditangkap dan diusir.
Pada tahun 1923, Pemerintah Hindia
Belanda memotong gaji pegawai negeri dan perusahaan-perusahaan milik
negara. Atas aksi pemerintah dalam melakukan penghematan itu maka VSTP
dibawah pimpinan Semaun menyelenggarakan pertemuan-pertemuan
serikat-serikat pekerja di seluruh Nusantara. Semaun mengupayakan
pembicaraan dengan pihak manajemen perusahaan kereta api tetapi tidak
membuahkan hasil hingga akhirnya Semaun menyerahkan keputusan atas
jawaban buruh/pekerja kepada anggota-anggota grass root (akar
rumput) serikat-serikat pekerja. Keputusan para anggota serikat buruh
akar rumput adalah pemogokan. Akhirnya Semaun mengapresiasi dengan
menerapkan strategi pemogokan.1
Strateginya adalah pemogokan dilakukan
seketika para pemimpin VSTP ditangkap polisi. Benar saja begitu VSTP
mengumumkan pemogokan, para pemimpinnya langsung ditangkapi polisi.
Pemogokan yang diorganisasi Semaun di Pulau Jawa dihancurkan oleh
Pemerintah Kolonial dalam waktu satu bulan. Semaun ditangkap tanpa
pengadilan dan diberikan pilihan untuk meninggalkan Hindia Belanda atau
ditahan dalam kamp konsentrasi di pulau yang jauh. Setelah kepergian
sang legenda Tan Malaka maka pergilah juga sang legenda Semaun yang pada
usia 17 tahun sudah memimpin serikat pekerja dan pelopor
serikat-serikat pekerja kepunyaan orang Indonesia sendiri. Semaun
bermukim di Belanda hingga akhirnya menetap di Moskow, Rusia.2
Tidak adanya titik temu antara
kepentingan Pemerintah Kolonial Belanda dengan serikat-serikat pekerja
menyebabkan PKI turun tangan. Dengan diusirnya Tan Malaka dan Semaun
sebagai Angkatan Pendiri PKI maka pada tahun 1924 PKI merancang
penguatan ide-ide Marxisme–Leninisme dalam serikat-serikat pekerja di
Hindia Belanda. Rancangan itu juga mensinergikan gerakan serikat buruh
di Indonesia dengan dunia internasional, dan kepemimpinan di dalam
negeri diambil alih oleh Musso. Semenjak tahun 1925 seiring semakin
gencarnya pemogokan yang melatih class struggle dalam teori
Marxis, serikat-serikat pekerja di Indonesia mendirikan Sekretariat
Serikat-Serikat Buruh Merah Indonesia yang menjadi anggota dalam
konferensi Profintern di Moskow.
Pada tahun 1926 pecah pemberontakan di
Jawa dan Sumatera. Pemberontakan ini sendiri tidak terencana dengan baik
dan masih mengalami pertentangan pendapat diantara anggota PKI sendiri.
Pertentangan itu terutama antara kubu Musso dengan kubu Tan Malaka,
kebetulan Tan Malaka sedang di luar Hindia Belanda juga sebagai Pemimpin
International Komunitern Asia.3
Tan Malaka sudah memprediksikan pemberontakan akan mengalami kekalahan
dan berakibat buruk pada masa depan pergerakan PKI. Pemberontakan dengan
watak nasional pertama kepada Pemerintah Kolonial itu gagal. Untuk
mencegah gangguan-gangguan di masa depan, pemerintah Belanda menyatakan
PKI dan semua organisasi yang dipengaruhi ide-ide sosialis atau komunis
terlarang.
Pelarangan itu juga dilanjutkan dengan
pembatasan-pembatasan atas hak berkumpul, berhimpun, kebebasan pers,
berbicara, yang secara sepenuhnya mematikan aksi revolusioner. Kegagalan
ini menyebabkan Musso dan Alimin pergi dari Hindia Belanda. Musso
akhirnya menetap di Moskow karena tidak bisa kembali ke
Nusantara. Kegiatan-kegiatan yang diorganisasi PKI menyebabkan
pemerintah Hindia Belanda melumpuhkan serikat-serikat pekerja ,tidak
peduli sosialis atau komunis atau berafiliasi dengan PKI. Intinya
pemerintah Belanda melumpuhkan semua organisasi dan partai dengan azas
atau strategi mirip-mirip komunis dan sosialis.
Semenjak kegagalan pemberontakan tahun
1926 yang tidak matang dan gagal itu maka Hatta secara langsung meminta
penyerahan kepemimpinan pergerakan di Nusantara. Semaun akhirnya
menandatangani surat penyerahan kepemimpinan pergerakan di Indonesia
kepada Hatta dan generasinya yang dilakukan di Belanda. Semenjak itu
seolah terdapat legitimasi bahwa pergerakan nasional dilakukan melalui
propaganda dan taktik baru, yaitu dengan agitasi-agitasi nasionalistik.4 Periode 1927-1945 melahirkan legendanya yaitu Soekarno, Hatta, Syahrir, dan Syarifuddin Harahap.
Sekalipun demikian penyerahan Semaun
kepada kepemimpinan generasi junior dengan strategi propaganda
nasionalistik tidak diterima oleh Tan Malaka. Demikian juga Stalin
meminta Semaun membatalkan itu tetapi sudah terlambat, surat penyerahan
kepemimpinan pergerakan pejuang sudah sampai ke Hindia Belanda. Hatta
menganggap Tan Malaka yang tidak dapat menerima penyerahan kepemimpinan
kepada generasi junior karena Tan Malaka tidak percaya pada kemampuan
junior-juniornya. Hatta memandang Tan Malaka memperlakukan dirinya dan
generasinya sebagai anak kecil.5
Akibat penyerahan Semaun ini, barisan massa, pejuang, juga buruh di
dalam negeri banyak masuk kepada organisasi-organisasi yang didirikan
generasi baru itu, sebab PKI pun beroperasi di bawah tanah dan menemukan
koordinasinya pada Partai Sosialis yang dibuat Syahrir dan Syarifuddin
Harahap. Mereka berjalan dengan taktik dan strategi baru untuk
meminimalisasi aksi pelumpuhan yang dilakukan oleh Pemerintah Kolonial
Belanda.
0 komentar
Posting Komentar