Sutan
Sjahrir adalah salah satu penggagassumpah pemuda, perencana proklamasi kemerdekaan RI, dan arsitek
perubahan Kabinet Presidensial menjadi Kabinet
Parlementer. Sutan Sjahrir dilahirkan oleh pasangan
Moehammad Rasad dan Siti Rabiah
bersama satu
kakak perempuan beserta dua adik
laki-laki. Sjahrir tumbuh sebagai siswa yang cerdas dan ia
rajin membaca berbagai macam buku. Di sekolahnya,
Sjahrir juga menonjol karena kepandaiannya dan aktivitasnya dalam berorganisasi. Ia melanjutkan
studinya di Belanda dalam bidang hukum. Sjahrir
menguasai beberapa bahasa asing, seperti
Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, dan Latin.
Sjahrir menikah dua kali.
Pernikahannya yang pertama dengan Maria Duchateau dari
Belanda dan pernikahan yang kedua dengan wanita
Indonesia, Siti Wahjunah. Ia memiliki dua anak
angkat dan
tiga anak kandung. Sjahrir merupakan tokoh perjuangan
Indonesia yang menggeluti Sosialisme. Ia mendirikan sebuah partai sosialis yang ia ketuai
sendiri, Partai Rakyat Sosialis. Tidak lama kemudian Partai
yang ia dirikan tersebut bergabung dengan Partai
Sosialis yang diketuai Amir Syafirudin dan menjadi
Partai Sosialis Indonesia. Sjahrir menjadi ketua
dari Partai Sosialis Indonesia dan Amir Syafirudin
menjadi wakilnya. Sjahrir merupakan tokoh sosialis
yang bersifat pragmatis karena masih menerima
jalan diplomasi. Sjahrir memperjuangkan kepentingan
rakyat lewat jalur politik. Sjahrir sendiri pada
hakikatnya merupakan pejuang kemanusiaan yang
demokrat demi mencapai impiannya: kerakyatan
yang sejahtera dan beradab. Suatu kali
Sjahrir yang sedang naik kereta api dikelas VVIP
didapati menangis diam-diam setelah melihat kehidupan rakyat yang terlantar dari kaca
kereta. Sjahrir menentang feodalisme yang
terjadi di Indonesia karena menghalangi
kesejahteraan rakyat kecil. Baginya imperialisme
bertemu dengan feodalisme akan menghasilkan
bentuk fasisme. Fasisme menghambat
kesamarataan dan persatuan nasional. Sjahrir cukup
aktif mengisi kolom dengan nama samara RealPolitiker di kolom-kolom koran atau esay
tertentu. Sjahrir merupakan orang yang
menyukai anak-anak. Ia memiliki beberapa anak
asuh yang ia didik sendiri agar memiliki ilmu
yang cukup dan turut berperan dalam pembangunan
nasional. Perhatiannya terhadap edukasi sangat
tinggi sampai-sampai ia juga layak disebut
edukator sejati. Bersama Mohammad Hatta,
mereka bersama mendidik beberapa pemuda saat berada
di tahanan. Selain itu, Sjahrir gemar bermain
tenis bersama teman-temannya baik dari dalam
negeri maupun luar negeri. Sampai menjelang akhir hidupnya,
Sjahrir dipenjarakan dan beberapa kali
dipindahkan, tanpa ada yang tahu bahwa ia mengidap tekanan darah tinggi. Pada suatu hari ia
ditemukan tergeletak didekat kamar mandi
tahanan dan dibawa keluar negeri untuk berobat.
Operasi yang dilakukan gagal dan ia tidak bisa
berbicara. Penyakit yang diidapnya sudah sangat
parah. Beberapa hari sebelum meninggal, ia koma sampai menghembuskan nafas terakhir.
Sjahrir pergi namun namanya tetap harum bagi
bangsa Indonesia. Sjahrir tidak akan dilupakan
karena kecintaannya kepada rakyat Indonesia dan kerelaannya berkorban demi bangsa dan negara.
0 komentar
Posting Komentar