Sosialisme masih muda
dan memiliki banyak kesalahan. Kami kaum revolusioner sering kekurangan
pengetahuan dan keberanian intelektual yang dibutuhkan untuk memenuhi tugas
membangun manusia baru dengan metoda baru yang berbeda dengan metoda
konvensional dan metoda-metoda konvensional korban dari pengaruh masyarakat yang
menciptakannya.
(Sekali lagi tema hubungan antara bentuk dan isi
kemanusiaan.)
Disorientasi meluas dan kami disibukkan oleh
masalah-masalah konstruksi
material. Tak ada seniman (artists) dengan otoritas besar yang pada saat bersamaan memiliki
otoritas revolusioner besar. Anggota Partai harus mengambil tugas ini dan
berusaha mencapai tujuan utama, mendidik rakyat.
Apa yang diusahakan
selanjutnya adalah penyederhanaan. Sesuatu yang dapat dipahami oleh setiap orang,
sesuatu yang dapat dipahami para fungsionaris. Penggalian artistik murni
diakhiri, dan masalah kebudayaan umum disusutkan untuk mengambil beberapa hal
dari kehadiran sosialis dan beberapa lainnya dari masa lampau yang telah mati (karena
itu, tidak berbahaya). Jadi realisme sosialis muncul atas dasar seni abad lampau.
Namun seni realistik
abad ke sembilan belas juga memiliki watak kelas, mungkin kapitalis yang lebih
murni daripada seni dekaden abad-ke dua puluh ini yang menampilkan kegusaran
manusia terasing. Dalam bidang kebudayaan, kapitalisme telah memberikan semua
yang harus ia berikan, dan tak ada yang tersisa kecuali bau busuk bangkainya,
dekadensi seni-nya dewasa ini.
Namun mengapa berusaha
menemukan hanya resep-resep handal dalam bentuk-bentuk Realisme Sosialis yang
telah beku? Kita tidak dapat memamerkan 'kebebasan' realisme sosialis, karena ia
belum ada dan tidak akan ada hingga perkembangan penuh dari masyarakat baru.
Namun kita tidak dapat, dari penghitungan seluruh beaya realisme, menghujat
semua bentuk seni sejak paruh pertama abad ke sembilan belas, karena kita akan
jatuh ke dalam kesalahan kembali ke masa lampau ala Proudhon, dengan menutup
ekspresi artistik dari manusia yang sedang lahir dalam proses pembentukan diri.
Apa yang dibutuhkan
adalah pengembangan sebuah mekanisme kebudayaan-ideologis yang mengijinkan baik
penggalian bebas dan pembersihan rumput-rumput liar yang sedimikian mudahnya
tumbuh di atas tanah yang telah dipupuk oleh tunjangan negara.
Di negeri kami
kekeliruan realisme mekanis tidak nampak, tetapi lebih nampak lawannya. Dan hal
tersebut demikian karena kebutuhan untuk menciptakan pembentukan manusia baru
belum dipahami, manusia baru yang bukan menggambarkan ide abad ke sembilan belas
maupun ide abad kita yang dekaden dan tak sehat ini.
Apa yang harus kita
ciptakan adalah manusia abad ke dua puluh satu, walaupun ini masih aspirasi
subyektif, belum disistematisasikan. Sesungguhnya inilah salah satu sasaran
fundamental studi dan pekerjaan kita. Untuk tingkat keberhasilan konkret yang
kita capai pada perencanaan teoritik--atau, sebaliknya, pada tingkat kesimpulan
teoritik yang kita tarik dari karakter luas atas dasar riset kongkret kita --kita
pasti akan membuat sumbangan bernilai bagi Marxisme-Leninisme, demi kemanusiaan.
Dengan bereaksi
menentang manusia abad ke sembilan belas kita masuk ke dalam dekadensi abad ke
dua puluh; itu bukanlah kesalahan telak, namun kita harus mengikisnya agar kita
tidak terperosok ke dalam revisionisme.
Penumpukan terus
berkembang; ide baru memperoleh momentum bagus di dalam masyarakat.
Peluang-peluang material bagi perkembangan kesatuan seluruh anggota
masyarakat
membuat tugas membuahkan lebih banyak buahnya. Masa kini adalah masa
perjuangan;
masa depan merupakan milik kita.
Ringkasannya, kesalahan
kebanyakan artis dan intelektual kita terletak dalam dosa asal mereka: mereka
bukan revolusioner sejati. Kita bisa saja menggosok-gosok pohon elm hingga
menghasilkan pohon pears, namun pada saat yang sama kita musti menanam
pohon pear. Generasi baru akan lahir terbebas dari dosa asal. Kemungkinan-kemungkinan bahwa
seniman-seniman besar akan muncul harus lebih besar lagi
hingga ke tingkat dimana bidang kebudayaan dan kemungkinan-kemungkinan untuk
ekspresi diperluas.
Tugas kita adalah
menjaga generasi sekarang, diguncang oleh konflik-konfliknya, dari kemurtadan
dan dari pembelotan generasi baru. kita tidak hendak menciptakan hamba-hamba
pikiran resmi yang dungu, atau 'siswa-siswa bea-siswa' yanq hidup atas beaya
negara --mempraktekkan " kebebasan" yang mengekor saja. Kaum revolusioner
masa depan akan menyanyikan lagu manusia baru dengan suara murni dari rakyat.
Ini merupakan proses yang membutuhkan waktu.
Dalam masyarakat kami,
kaum-muda dan Partai memainkan peran besar.
Kaum muda penting karena
ia merupakan tanah liat yang lentur dan mudah dibentuk-dari mana manusia baru
dapat dibangun tanpa ada bekas-bekas lama. Kaum muda dapat dibentuk sesuai
dengan aspirasi-aspirasi kami. Pendidikan mereka setiap hari semakin lengkap, dan kami
tidak mengabaikan integrasi kami ke dalam kerja sejak awal. Mahasiswa-mahasiswa
beasiswa
kami melakukan kerja fisik selama musim libur mereka atau selama waktu belajar
mereka. Dalam beberapa kasus kerja merupakan hadiah, cara pendidikan lain, namun
ia tidak pernah merupakan hukuman. Sebuah generasi baru sedang dilahirkan.
Partai merupakan
organisasi pelopor. la terdiri dari buruh buruh yang terbaik, yang pengajuan
keanggotaannya dilakukan oleh kawan-kawan sekerjanya. Partai adalah golongan
minoritas, namun memiliki otoritas yang besar karena kualitas kadernya. Aspirasi
kami adalah bahwa partai menjadi sebuah partai massa, namun hanya ada saat massa
telah mencapai tingkat pelopor. Yakni, ketika massa terdidik bagi komunisme.
Kerja kami secara
konstan bertujuan pada pendidikan ini. Partai merupakan contoh hidup;
kader-kadernya harus diajari kerja keras dan berani berkorban. Melalui
tindakan
mereka, mereka harus mengarahkan massa untuk melengkapi tugas-tugas
revolusioner,
dan ini mencakup tahun-tahun perjuangan keras melawan
kesulitan-kesulitan
pembangunan, musuh-musuh kelas, penyakit-penyakit masa lampau,
imperialisme...
Sekarang, saya hendak
menjelaskan peranan yang dimainkan oleh individu, oleh manusia sebagai individu
di dalam massa yang membuat sejarah. Ini adalah pengalaman kami; ini bukanlah
resep.
Fidel memberikan impuls-impuls revolusi di
tahun-tahun pertama, dan juga kepemimpinannya. Ia
selalu mengatur nadanya. Selain itu terdapat sekelompok kaum revolusioner yang
tumbuh di atas jalan yang sama sebagai pimpinan pusat. Dan ada massa besar yang
mengikuti pemimpinnya, karena yakin terhadap pemimpinnya. Massa memiliki
kepercayaan kepada pemimpinnya karena pemimpin itu mengetahui bagaimana
menginterpretasikan aspirasi massa.
Tak jadi soal, berapa
kilogram makanan yang seseorang harus makan, ataupun berapa kali dalam satu
tahun seseorang pergi ke pantai, atau berapa banyak barang-barang bagus dari
luar negeri yang bisa kau beli dengan uang yang kau peroleh dari gajimu saat ini;
Persoalannya adalah membuat individu merasa lebih komplet, dengan kesempurnaan
internal dan tanggung jawab yang lebih besar.
Individu di negeri kami
mengetahui bahwa saat-saat mulia yang terjadi dalam hidupnya adalah saat
pengorbanan; kami akrab dengan pengorbanan. Mereka yang pertama kali akrab
dengan pengorbanan adalah para pejuang di Sierra Maestra dan selanjutnya juga di
tempat-tempat lainnya, barulah setelah itu seluruh Kuba mengetahuinya. Kuba
merupakan pelopor Amerika Latin dan harus membuat pengorbanan karena ia
menduduki posisi garda terdepan, karena ia mengajarkan pada massa Amerika Latin
jalan menuju kebebasan penuh.
Di dalam negeri, kepemimpinan menjalankan peran
pelopornya. Dan harus dikatakan di sini dengan setulus-tulusnya bahwa dalam
sebuah revolusi riil, dimana seseorang memberikan seluruh miliknya dan dari mana
seseorang tidak mengharapkan hadiah materi darinya, tugas dari revolusioner
pelopor adalah indah dan sekaligus penuh penderitaan.
Dengan resiko nampak
sebagai hal yang ganjil, ijinkanlah saya mengatakan bahwa revolusioner
sejati
senantiasa dibimbing oleh perasaan kecintaan yang dalam. Adalah mustahil
membayangkan seorang revolusioner sejati yang tidak memiliki kualitas
ini.
Agaknya inilah drama terbesar dari seorang pemimpin yang harus
menggabungkan
semangat yang menyala-nyala dengan intelegensi dingin dan membuat
keputusan-keputusan yang berat dan menyakitkan tanpa menghindarinya.
K kaum pelopor
revolusioner kami harus membuat ideal kecintaan pada rakyat ini, pada
sebab-sebab
pengorbanan, membuatnya satu dan tak bisa ditawar-tawar lagi. Mereka
tidak bisa kurang dari persyaratan itu, yaitu dengan kadar kecintaan
yang dangkal,
setingkat mana manusia biasa menempatkan cintanya ke dalam prakteknya.
Pemimpin revolusi
memiliki anak-anak yang baru mulai bisa bicara, yang tidak belajar memanggil
ayahnya dengan nama; mereka memiliki istri atau suami yang merupakan bagian dari pengorbanan
hidupnya dalam rangka memilih revolusi sebagai takdirnya; Lingkaran kawan-kawannya secara ketat dibatasi pada lingkaran
kawan-kawan revolusi. Tidak
ada kehidupan lain di luar itu.
Dalam keadaan seperti
ini seseorang harus memiliki kadar kemanusiaan yang tinggi, kadar rasa keadilan
dan kebenaran yang tinggi agar tidak jatuh ke dalam dogmatisme ekstrem, ke dalam
cara pandang sekolahan yang dingin, keterasingan dari massa. Kita harus berusaha
secara gigih sedemikian rupa setiap hari sehingga cinta kemanusiaan kita
ditransformasikan ke dalam tingkah laku nyata, ke dalam tindakan yang
menunjukkan contoh-contoh, sebagai kekuatan penggerak.
Revolusioner, kekuatan
motor ideologis dari revolusi di dalam partai kita, dijejali oleh tugas-tugas
yang tanpa henti-hentinya muncul dan hanya berakhir dengan kematian, terkecuali
jika pembangunan sosialisme skala dunia telah rampung. Bila semangat
revolusioner telah tumpul pada saat tugas-tugas yang amat mendesak harus
dirampungkan di skala lokal dan ia mengabaikan tentang internasionalisme
proletariat, maka revolusi sebagai kekuatan pendorong akan menjadi mandeg dan
terperosok ke dalam keloyoan dimana imperialisme, musuh kita yang tak bisa
ditawar-tawar lagi, akan memanfaatkannya guna memperoleh pijakannya.
Internasionalisme proletariat merupakan sebuah kewajiban, namun ia juga
merupakan kebutuhan revolusioner. Beginilah cara kami mendidik rakyat kami.
Tentu saja ada bahaya di
dalam situasi sekarang ini, dimana bukan hanya berupa dogmatisme, bukan hanya
mengendurnya ikatan dengan massa, di tengah-tengah tugas berat. Bahaya yang lain
adalah kelemahan yang ada pada diri kami sendiri. Seandainya seseorang berpikir
hendak mengabdikan keseluruhan hidupnya bagi revolusi maka ini berarti bahwa ia
tidak akan terganggu oleh kekhawatiran seperti anak-anaknya akan kekurangan atau
kehilangan sesuatu, bahwa sepatu
anaknya telah usang dan robek dan harus segera diganti, bahwa keluarganya
kekurangan dan butuh akan barang-barang tertentu, dimana demi memenuhi
kekurangan-kekurangan itu ia menyediakan dirinya dimasuki oleh kuman-kuman
tindak korupsi.
Dalam hal seperti itu
kami, sebagai revolusioner pelopor, harus memandang bahwa anak-anak kami harus
dibiasakan dan diajak untuk tidak memiliki sesuatu barang jika anak-anak dari
rakyat umumnyapun tidak memiliki barang seperti itu, dan keluarga kita harus
memahami hal ini dan hidup dengan cara seperti ini. Revolusi tercipta melalui
manusia, namun manusia harus mengasah semangat revolusionernya hari demi hari.
Beginilah cara kami
melangkah. Di ujung tiang pokok –kita tak perlu malu atau takut
menyatakannya--
adalah Fidel Castro. Di belakangnya adalah kader-kader partai terbaik,
dan di
belakang mereka, sedemikian dekatnya mereka sehingga kita bisa merasakan
kekuatan dahsyatnya, muncullah rakyat dengan keseluruhannya, sebuah
struktur
yang kukuh dari individu-individu yang bergerak menuju tujuan sama,
individu-individu yang memperoleh kesadaran tentang apa yang harus
dilakukan,
manusia yang berjuang untuk menghindar dari kenyataan keterpaksaan dan
memasuki
kebebasan.
Kumpulan manusia (great
throng) yang begitu besar ini mengorganisasi dirinya; organisasinya merupakan hasil dari kesadarannya terhadap
perlunya organisasi itu. Ia bukan lagi merupakan kekuatan yang terpecah-pecah,
terbagi-bagi ke dalam ratusan gumpalan yang terlempar ke udara bak pecahan
granat, yang mencoba segala macam cara untuk mencapai perlindungan dari sebuah
masa depan tak jelas, dalam sebuah pertarungan sengit dengan kawan-kawannya
sendiri.
Kita mengetahui bahwa pengorbanan ada dihadapan kita
dan kita harus membayar sebuah harga demi fakta heroik dimana kita? sebagai
sebuah bangsa, merupakan pelopor kita, sebagai pemimpin, mengetahui beaya yang
harus kita bayar demi hak untuk menyatakan bahwa kita adalah pemimpin rakyat
yang pemimpin benua Amerika Latin. Masing-masing dari kita harus membayar secara
penuh jatah pengorbanan kita, makhluk yang memiliki kesadaran bahwa hadiah yang
kita terima tak lain merupakan kepuasan bila mampu memenuhi kewajiban, kesadaran
maju bersama dengan setiap orang menuju manusia baru yang nampak di cakrawala.
Ijinkanlah saya menarik beberapa
kesimpulan:
Kami kaum sosialis, lebih bebas karena kami lebih lengkap, kami lebih lengkap karena kami lebih bebas.
Kerangka kebebasan menyeluruh kami telah terbentuk. Daging dan bajunya masih belum ada, kita akan menciptakannya.
Kebebasan kami dan topangannya sehari-hari kami bayar dengan darah dan pengorbanan kami.
Pengorbanan kami disadari: beaya yang harus dibayar bagi kebebasan yang sedang kami bangun.
Jalan ini panjang dan sebagian tidak kita ketahui kami menyadari keterbatasan kami, kami akan menciptakan manusia abad ke dua puluh satu--kami, diri kami.
Kami akan menempa diri kami dalam tindakan sehari-hari; menciptakan manusia baru dengan teknologi baru.
Individu memainkan peranan dalam memobilisasi dan mengarahkan massa sepanjang ia memiliki kebajikan yang amat tinggi dan aspirasi tentang rakyat dan tidak menyeleweng dari jalur.
Untuk membersihkan jalan dilakukan oleh kelompok pelopor, yang terbaik dari segalanya, yaitu Partai.
Basis sasaran (basic clay)dari pekerjaan kami adalah pemuda. Kami menempatkan harapan kami pada mereka dan mempersiapkan mereka mengambil panji-panji dari tangan kami.
*
* *
Jika
surat yang penuh kekurangan ini (inarticulate letter) menjelaskan sesuatu
berarti dia menunjukkan obyektivitas yang mendasarinya. Aku tutup dengan salam
kita--sebagaimana kebiasaan jabat tangan atau satu "Ave Maria
Purissima"--Tanah Air atau Mati!
0 komentar
Posting Komentar